Kereta Kencang JKT-SBY Dapat Jadi Jalan keluar Lonjakan Penumpang Pesawat
Pemerintah masihlah membahas proyek kereta kencang Jakarta-Surabaya. Berdasar pada perhitungan sesaat, nilai proyek kereta cepat hasil kajian pemerintah sebesar Rp 22 triliun-Rp 23 triliun, lebih murah dari perhitungan Jepang yang sebesar Rp 39 triliun.
Tetapi, pemerintah tak memprioritaskan mahal atau murah dalam mengerjakan proyek kereta kencang, tetapi supaya mereka yang menuju Surabaya menggunakan kereta dapat juga cepat hingga, seperti menggunakan pesawat. Diluar itu, untuk menghadapi lonjakan penumpang pesawat yang sering berlangsung tiap-tiap th., terlebih waktu hari raya serta libur panjang.
" Kita tidak saksikan apakah dari murahnya, namun apakah kriteria yang kita tetapkan berbarengan itu bakal mengambil jumlah paling besar pesawat terbang. Jadi bila 5 1/2 jam, orang pastinya akan geser dari pesawat terbang, " tutur Staf Spesial Menteri Koordinator Bagian Kemaritiman, Atmadji Sumarkidjo, di Kementerian Koordinator Bagian Kemaritiman, Jakarta, Selasa (7/3/2017)
Oleh karenanya, Kereta Kencang didesain untuk membawa penumpang lebih cepat hingga ke Surabaya. Umumnya, saat tempuh Jakarta-Surabaya dengan kereta sekitaran 10 jam.
" Kita kan cuma berikanlah deskripsi kurang lebih, kita menginginkan Jakarta-Surabaya kecepatan 160 km, agar dibawah 5 1/2 jam, " kata Atmadji
Menurut Atmadji, bila saat tempuh kereta kencang tidak dapat kurang dari 10 jam jadi tidak bakal disukai orang-orang. Alhasil, pesawat tetaplah jadi moda transportasi prioritas.
" Namun bila kian lebih itu, condong tetaplah naik pesawat saja. Kan kereta api itu keuntungannya yaitu tidak usah check in, di check tubuh, 15 menit terlebih dulu kita dapat naik, lantas dari tengah kota, " katanya.
Sampai sekarang ini, Atmadji menyampaikan, kerja sama juga dengan Jepang belum hingga ke step tehnis atau kontrak. Tetapi ia menyampaikan, kalau pemerintah akan tetaplah mengutamakan Jepang yang mengambil proyek itu.
" Ini belum hingga pada tender. Kebijakan kita yaitu kita sudah buka pintu buat Jepang, Jepang kita prioritaskan. Jadi belum ada tender, itu kan pada level tehnis siapa yang kerjakan ini, siapa yang kerjakan itu. Belum hingga situ, " papar Atmadji. (hns/hns)
No comments:
Post a Comment